Faktor-faktor Hijrah Nabi Muhammad ﷺ ke Madinah
Setelah peristiwa Isra' Mi`raj, muncul suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah Islam. Perkembangan datang dari sejumlah penduduk Yasrib yang berhaji ke Mekah. Mereka yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj, masuk Islam dalam tiga gelombang.
Pertama, pada tahun kesepuluh kenabian beberapa orang Khazraj berkata kepada Nabi Muhammad saw., "Bangsa kami telah lama terlibat dalam permusuhan. yaitu antara suku Aus dan Khazraj. Mereka benar-benar merindukan perdamaian. Kiranya Tuhan mempersatukan mereka kembali dengan perantara engkau dan ajaran-ajaran yang engkau bawa. Oleh karena itu, kami akan berdakwah agar mereka mengetahui agama yang kami terima dari engkau Mereka giat mendakwahkan Islam di Yasrib.
Kedua, pada tahun kedua belas kenabian. delegasi Yasrib terdiri dari sepuluh orang suku Aus dan dua suku Khazraj serta seorang perempuan menemui Nabi saw. di suatu tempat bernama Aqabah. Mereka menyatakan ikrar atau berjanji kesetiaan, yang kemudian dikenal dengan nama Ikrar Aqabah I. Mereka berikrar kepadanya untuk tidak menyekutukan Tuhan, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak, tidak mengumpat dan memfitnah baik di depan atau di belakangnya dan tidak menolak untuk berbuat kebaikan. Kemudian, Nabi Muhammad saw. meminta Mush`ab bin Umair membacakan Al-Qur'an kepada mereka, mengajarkan Islam kepada penduduk Yasrib.
Menjelang bulan-bulan suci akan tiba, Mush`ab datang ke Mekah. Dia bercerita kepada Nabi Muhammad saw. tentang keadaan kaum Muslimin di Yasrib, yang memiliki ketahanan dan kekuatan yang bisa diandalkan. Pada musim haji tahun ini mereka akan datang lagi ke Mekah dalam jumlah yang jauh lebih besar dengan keimanan yang sudah lebih kuat kepada Tuhan. Golongan Aus dan Khazraj yang pada mulanya bermusuhan, sekarang mereka sudah bersatu padu dalam satu wadah agama Islam. Berita yang disampaikan oleh Mush`ab membuat Nabi Muhammad saw. berpikir untuk hijrah ke sana. karena masyarakat Yasrib lebih bisa menerima Islam. Selain itu, Yasrib lebih makmur daripada Mekah karena ada pertanian, kebun kurma dan anggur. Karena itu, lebih baik apabila Muslimin Mekah hijrah ke tempat saudara-saudara mereka di sana yang lebih aman dan bebas dari gangguan dan fitnahan dari kaum kafir Quraisy. Bagi Nabi Muhammad saw.. Yasrib mempunyai arti tersendiri, karena selain hubungan dagang terdapat juga hubungan persaudaraan, dan di tempat itu ayahanda Rasulullah dimakamkan. Sebelum wafat, setahun sekali ibunya mendatangi tempat tersebut untuk berziarah. Adapun famili-famili Nabi Muhammad saw. dari pihak Bani Najjar adalah keluarga kakeknya, dari pihak ibu.
Ketiga pada tahun 622 M bertepatan dengan tahun ke-13 kenabian, jamaah haji dari Yasrib berjumlah 75 orang, 73 pria dan dua wanita. Nabi Muhammad saw. mengadakan pertemuan rahasia dengan pemimpin-pemimpin mereka di Aqabah pada tengah malam pada hari-hari Tasyriq. Nabi Muhammad saw. datang bersama pamannya Abbas bin Abdul Muthalib, pada waktu itu belum masuk Islam. Tetapi Abbas sudah bertekad untuk melindungi Nabi Muhammad saw. Abbas kemudian meminta kepada kaum Khazraj berjanji melindungi dan membela Nabi Muhammad saw. seperti membela istri dan anak sendiri. Pemuka Madinah, Al-Bara' bin Ma'rur dan Abu A1-Haitham ibn Tayyihan berikrar menyepakati perjanjian ini, dan minta Nabi Muhammad saw. agar berkenan pindah ke Yasrib. Setelah itu, beliau meminta mereka memilih 12 orang pemimpin. Mereka memilih sembilan orang dari Khazraj dan tiga orang dari Aus. Nabi berkata kepada para pemimpin, "Tuan-tuan adalah penanggungjawab masyarakat, tuan-tuan seperti penanggungjawab pengikut-pengikut Isa bin Maryam. Terhadap masyarakat saya, sayalah yang bertanggungjawab." Dalam ikrar kedua ini mereka berkata, "Kami berikrar mendengar dan setia di waktu suka dan duka, di waktu bahagia dan sengsara, kami hanya akan berkata yang benar di mana saja kami berada, dan kami tidak takut kritik siapa pun atas jalan Allah ini." Peristiwa ini selesai pada tengah malam di celah Gunung Aqabah, jauh dari masyarakat ramai, atas dasar kepercayaan, bahwa hanya Allah Yang mengetahui keadaan mereka. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai Bai`at Aqabah II. Pertanyaan yang timbul kemudian adalah mengapa penduduk Yasrib (Madinah) lebih mudah menerima Islam dibanding penduduk Mekah. Menurut ahli sejarah, hal itu karena:
Ketika hendak berhijrah, Nabi saw. meminta kepada Ali bin Abi Thalib supaya memakai mantel hijaunya dari Hadhramaut dan supaya berbaring di tempat tidurnya. Nabi saw. meminta agar setelah pergi nanti, Ali tetap tinggal di Mekah menyelesaikan barang-barang amanat orang yang dititipkan kepadanya. Sementara itu, para pemuda yang sudah disiapkan kaum kafir Quraisy menuju ke rumah Nabi saw., dan mengintip tempat tidur Nabi saw. Mereka melihat ada sesosok tubuh di tempat tidur dan mereka pun puas bahwa orang yang tidur adalah Nabi saw. Tetapi, menjelang larut malam, tanpa sepengetahuan mereka Nabi Muhammad saw. sudah keluar menuju ke rumah Abu Bakar, kemudian keluar dari jendela pintu belakang, dan terus bertolak ke arah selatan menuju Gua Tsur. Apa yang dilakukan oleh Nabi saw. dan Abu Bakar adalah di luar dugaan mereka. Tidak ada yang mengetahui tempat persembunyian mereka selain putra-putri Abu bakar, mereka adalah Abdullah, Aisyah dan Asma', serta pembantu mereka Amir bin Fuhaira. Tugas Abdullah bin Abu Bakar adalah mencari tahu rencana kaum Quraisy. Pada malam harinya ia menyampaikan kabar yang ia terima kepada Nabi saw. dan ayahnya. Sedang Amir tugasnya menggembala kambing Abu Bakar. Kemudian mereka memerah susu dan menyiapkan daging. Apabila Abdullah bin Abu Bakar keluar kembali dari tempat mereka, datang Amir mengikutinya dengan kambingnya guna menghapus jejaknya. Pada sore harinya Asma datang membawakan makanan untuk mereka.
Nabi saw. dan Abu Bakar tinggal dalam gua selama tiga hari. Sementara itu kaum kafir Quraisy berusaha sungguh-sungguh mencari mereka tanpa mengenal lelah. Kaum kafir Quraisy menyediakan 100 ekor unta bagi siapa saja yang dapat menangkap Nabi saw. Selama berada dalam gua, beliau selalu berdoa dan menyebut nama Allah. Kaum kafir Quraisy yang sedang mencari Nabi saw. bertemu dengan seorang gembala tidak jauh dari Gua Tsur. Kemudian mereka bertanya, "Apakah mereka melihat Nabi saw. dan rombongannya?" Salah satu dari mereka menjawab, "Mungkin saja mereka dalam gua itu, tapi saya tidak melihat ada orang yang menuju ke sana." Ketika mendengar jawaban gembala itu Abu Bakar gemetaran. Ia khawatir mereka akan menyerbu ke dalam gua. Dia menahan napas tidak bergerak, menyerahkan nasibnya kepada Allah swt. Lalu orang-orang Quraisy datang menuju ke gua itu, tapi kemudian ada yang pergi lagi. "Kenapa kau tidak menjenguk ke dalam gua?" tanya kawan-kawannya. "Ada sarang laba-laba di tempat itu, yang memang sudah ada sejak sebelum Muhammad lahir," jawabnya. "Saya melihat ada dua ekor burung dara hutan di lubang gua itu. Jadi saya rasa tak ada orang di sana." Nabi Muhammad saw. terus berdoa kepada Allah, sedangkan Abu Bakar semakin ketakutan. Nabi Muhammad saw. merapatkan diri kepada kawannya itu dan berbisik di telinganya, "Jangan bersedih hati. Allah bersama kita."
Orang-orang Quraisy semakin yakin bahwa dalam gua itu tak ada manusia tatkala mereka melihat ada cabang pohon yang terkulai di mulut gua. Tidak mungkin orang akan dapat masuk ke dalamnya tanpa menghalau dahan-dahan itu. Ketika itulah mereka lalu surut kembali. Kedua orang yang bersembunyi itu mendengar seruan mereka supaya kembali ke tempat semula. Dengan peristiwa itu kepercayaan dan iman Abu Bakar bertambah besar kepada Allah dan kepada Rasul. Sarang laba-laba, dua ekor burung dara dan pohon, menjadi mukjizat dalam sejarah hidup Nabi saw. ketika bersembunyi dalam Gua Tsur itu. Cerita tentang pengejaran kaum Quraisy terhadap Nabi Muhammad saw. dalam peristiwa hijrah disebutkan dalam Al-Qur'an, antara lain:
"Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya." (QS. Al-Anfal: 30)
Pada hari ketiga, ketika situasi agak aman, orang yang disewa untuk menjaga unta Abu Bakar datang membawakan unta untuk menjadi kendaraan. Juga Asma', putri Abu Bakar datang membawakan makanan. Karena ketika mereka akan berangkat tak ada sesuatu yang dapat dipakai menggantungkan makanan dan minuman pada pelana barang, Asma' merobek ikat pinggangnya. Satu bagian dipakai untuk menggantungkan makanan dan bagian lainnya diikatkan. Karena itu ia lalu diberi nama "zatunnitaqain"(yang bersabuk dua). Setiap orang mengendarai untanya masing-masing. Karena mereka mengetahui pihak Quraisy sangat gigih dan hati-hati sekali membuntuti, maka dalam perjalanan ke Yasrib itu mereka mengambil jalan yang tidak biasa ditempuh orang. Sedangkan penunjuk jalannya adalah Abdullah bin Uraiqit dari Bani Du'il. Sebenarnya sudah ada orang yang datang kepada kaum kafir Quraisy membawa berita bahwa ia melihat serombongan kendaraan unta terdiri dari tiga orang lewat. Waktu itu Suraqah bin Malik bin Ju'syum hadir. "Ah, mereka itu keluarga si anu," katanya dengan maksud mengelabui orang itu karena dia sendiri ingin memperoleh hadiah 100 ekor unta.
Kemudian Suraqah menyusul Nabi saw. dengan semangat. Sebelum berhasil, kuda Suraqah sudah dua kali tersungkur karena terlampau dipaksa berjalan cepat. Setelah Suraqah melihat bahwa ia sudah hampir berhasil dan menyusul unta rombongan Nabi saw., dia lupa kudanya yang sudah dua kali tersungkur. Kuda itu tersungkur sekali lagi dengan keras sekali. sehingga penunggangnya (Suraqah) terpelanting dari punggung binatang itu dan jatuh dengan senjatanya. Lalu diramalkan oleh Suraqah bahwa itu bertanda alamat buruk dan dia percaya bahwa sang dewa telah melarangnya mengejar sasarannya itu dan dia akan berada dalam bahaya besar apabila sampai keempat kalinya ia terus berusaha juga. Sampai di situ ia berhenti dan hanya memanggil-manggil: "Saya Suraqah bin Ju'syum! Tunggulah, saya mau bicara. Demi Allah, tuan-tuan jangan menyangsikan saya. Saya tidak akan melakukan sesuatu yang akan merugikan tuan-tuan." Demikianlah riwayat perjalanan hijrah Nabi Muhammad saw. ke Madinah.
Materi Berikutnya >> NEXT
Menu Utama Klik >> DAFTAR ISI
Pertama, pada tahun kesepuluh kenabian beberapa orang Khazraj berkata kepada Nabi Muhammad saw., "Bangsa kami telah lama terlibat dalam permusuhan. yaitu antara suku Aus dan Khazraj. Mereka benar-benar merindukan perdamaian. Kiranya Tuhan mempersatukan mereka kembali dengan perantara engkau dan ajaran-ajaran yang engkau bawa. Oleh karena itu, kami akan berdakwah agar mereka mengetahui agama yang kami terima dari engkau Mereka giat mendakwahkan Islam di Yasrib.
Kedua, pada tahun kedua belas kenabian. delegasi Yasrib terdiri dari sepuluh orang suku Aus dan dua suku Khazraj serta seorang perempuan menemui Nabi saw. di suatu tempat bernama Aqabah. Mereka menyatakan ikrar atau berjanji kesetiaan, yang kemudian dikenal dengan nama Ikrar Aqabah I. Mereka berikrar kepadanya untuk tidak menyekutukan Tuhan, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak, tidak mengumpat dan memfitnah baik di depan atau di belakangnya dan tidak menolak untuk berbuat kebaikan. Kemudian, Nabi Muhammad saw. meminta Mush`ab bin Umair membacakan Al-Qur'an kepada mereka, mengajarkan Islam kepada penduduk Yasrib.
Menjelang bulan-bulan suci akan tiba, Mush`ab datang ke Mekah. Dia bercerita kepada Nabi Muhammad saw. tentang keadaan kaum Muslimin di Yasrib, yang memiliki ketahanan dan kekuatan yang bisa diandalkan. Pada musim haji tahun ini mereka akan datang lagi ke Mekah dalam jumlah yang jauh lebih besar dengan keimanan yang sudah lebih kuat kepada Tuhan. Golongan Aus dan Khazraj yang pada mulanya bermusuhan, sekarang mereka sudah bersatu padu dalam satu wadah agama Islam. Berita yang disampaikan oleh Mush`ab membuat Nabi Muhammad saw. berpikir untuk hijrah ke sana. karena masyarakat Yasrib lebih bisa menerima Islam. Selain itu, Yasrib lebih makmur daripada Mekah karena ada pertanian, kebun kurma dan anggur. Karena itu, lebih baik apabila Muslimin Mekah hijrah ke tempat saudara-saudara mereka di sana yang lebih aman dan bebas dari gangguan dan fitnahan dari kaum kafir Quraisy. Bagi Nabi Muhammad saw.. Yasrib mempunyai arti tersendiri, karena selain hubungan dagang terdapat juga hubungan persaudaraan, dan di tempat itu ayahanda Rasulullah dimakamkan. Sebelum wafat, setahun sekali ibunya mendatangi tempat tersebut untuk berziarah. Adapun famili-famili Nabi Muhammad saw. dari pihak Bani Najjar adalah keluarga kakeknya, dari pihak ibu.
Ketiga pada tahun 622 M bertepatan dengan tahun ke-13 kenabian, jamaah haji dari Yasrib berjumlah 75 orang, 73 pria dan dua wanita. Nabi Muhammad saw. mengadakan pertemuan rahasia dengan pemimpin-pemimpin mereka di Aqabah pada tengah malam pada hari-hari Tasyriq. Nabi Muhammad saw. datang bersama pamannya Abbas bin Abdul Muthalib, pada waktu itu belum masuk Islam. Tetapi Abbas sudah bertekad untuk melindungi Nabi Muhammad saw. Abbas kemudian meminta kepada kaum Khazraj berjanji melindungi dan membela Nabi Muhammad saw. seperti membela istri dan anak sendiri. Pemuka Madinah, Al-Bara' bin Ma'rur dan Abu A1-Haitham ibn Tayyihan berikrar menyepakati perjanjian ini, dan minta Nabi Muhammad saw. agar berkenan pindah ke Yasrib. Setelah itu, beliau meminta mereka memilih 12 orang pemimpin. Mereka memilih sembilan orang dari Khazraj dan tiga orang dari Aus. Nabi berkata kepada para pemimpin, "Tuan-tuan adalah penanggungjawab masyarakat, tuan-tuan seperti penanggungjawab pengikut-pengikut Isa bin Maryam. Terhadap masyarakat saya, sayalah yang bertanggungjawab." Dalam ikrar kedua ini mereka berkata, "Kami berikrar mendengar dan setia di waktu suka dan duka, di waktu bahagia dan sengsara, kami hanya akan berkata yang benar di mana saja kami berada, dan kami tidak takut kritik siapa pun atas jalan Allah ini." Peristiwa ini selesai pada tengah malam di celah Gunung Aqabah, jauh dari masyarakat ramai, atas dasar kepercayaan, bahwa hanya Allah Yang mengetahui keadaan mereka. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai Bai`at Aqabah II. Pertanyaan yang timbul kemudian adalah mengapa penduduk Yasrib (Madinah) lebih mudah menerima Islam dibanding penduduk Mekah. Menurut ahli sejarah, hal itu karena:
- Bangsa Arab Yasrib lebih memahami agama-agama Ketuhanan, karena mereka sering mendengar tentang Allah, wahyu, kubur, hisab, hari kiamat, surga dan neraka.
- Bangsa Yasrib memerlukan seorang pemimpin yang bisa mempersatukan suku-suku yang saling bermusuhan.
Ketika hendak berhijrah, Nabi saw. meminta kepada Ali bin Abi Thalib supaya memakai mantel hijaunya dari Hadhramaut dan supaya berbaring di tempat tidurnya. Nabi saw. meminta agar setelah pergi nanti, Ali tetap tinggal di Mekah menyelesaikan barang-barang amanat orang yang dititipkan kepadanya. Sementara itu, para pemuda yang sudah disiapkan kaum kafir Quraisy menuju ke rumah Nabi saw., dan mengintip tempat tidur Nabi saw. Mereka melihat ada sesosok tubuh di tempat tidur dan mereka pun puas bahwa orang yang tidur adalah Nabi saw. Tetapi, menjelang larut malam, tanpa sepengetahuan mereka Nabi Muhammad saw. sudah keluar menuju ke rumah Abu Bakar, kemudian keluar dari jendela pintu belakang, dan terus bertolak ke arah selatan menuju Gua Tsur. Apa yang dilakukan oleh Nabi saw. dan Abu Bakar adalah di luar dugaan mereka. Tidak ada yang mengetahui tempat persembunyian mereka selain putra-putri Abu bakar, mereka adalah Abdullah, Aisyah dan Asma', serta pembantu mereka Amir bin Fuhaira. Tugas Abdullah bin Abu Bakar adalah mencari tahu rencana kaum Quraisy. Pada malam harinya ia menyampaikan kabar yang ia terima kepada Nabi saw. dan ayahnya. Sedang Amir tugasnya menggembala kambing Abu Bakar. Kemudian mereka memerah susu dan menyiapkan daging. Apabila Abdullah bin Abu Bakar keluar kembali dari tempat mereka, datang Amir mengikutinya dengan kambingnya guna menghapus jejaknya. Pada sore harinya Asma datang membawakan makanan untuk mereka.
Nabi saw. dan Abu Bakar tinggal dalam gua selama tiga hari. Sementara itu kaum kafir Quraisy berusaha sungguh-sungguh mencari mereka tanpa mengenal lelah. Kaum kafir Quraisy menyediakan 100 ekor unta bagi siapa saja yang dapat menangkap Nabi saw. Selama berada dalam gua, beliau selalu berdoa dan menyebut nama Allah. Kaum kafir Quraisy yang sedang mencari Nabi saw. bertemu dengan seorang gembala tidak jauh dari Gua Tsur. Kemudian mereka bertanya, "Apakah mereka melihat Nabi saw. dan rombongannya?" Salah satu dari mereka menjawab, "Mungkin saja mereka dalam gua itu, tapi saya tidak melihat ada orang yang menuju ke sana." Ketika mendengar jawaban gembala itu Abu Bakar gemetaran. Ia khawatir mereka akan menyerbu ke dalam gua. Dia menahan napas tidak bergerak, menyerahkan nasibnya kepada Allah swt. Lalu orang-orang Quraisy datang menuju ke gua itu, tapi kemudian ada yang pergi lagi. "Kenapa kau tidak menjenguk ke dalam gua?" tanya kawan-kawannya. "Ada sarang laba-laba di tempat itu, yang memang sudah ada sejak sebelum Muhammad lahir," jawabnya. "Saya melihat ada dua ekor burung dara hutan di lubang gua itu. Jadi saya rasa tak ada orang di sana." Nabi Muhammad saw. terus berdoa kepada Allah, sedangkan Abu Bakar semakin ketakutan. Nabi Muhammad saw. merapatkan diri kepada kawannya itu dan berbisik di telinganya, "Jangan bersedih hati. Allah bersama kita."
Orang-orang Quraisy semakin yakin bahwa dalam gua itu tak ada manusia tatkala mereka melihat ada cabang pohon yang terkulai di mulut gua. Tidak mungkin orang akan dapat masuk ke dalamnya tanpa menghalau dahan-dahan itu. Ketika itulah mereka lalu surut kembali. Kedua orang yang bersembunyi itu mendengar seruan mereka supaya kembali ke tempat semula. Dengan peristiwa itu kepercayaan dan iman Abu Bakar bertambah besar kepada Allah dan kepada Rasul. Sarang laba-laba, dua ekor burung dara dan pohon, menjadi mukjizat dalam sejarah hidup Nabi saw. ketika bersembunyi dalam Gua Tsur itu. Cerita tentang pengejaran kaum Quraisy terhadap Nabi Muhammad saw. dalam peristiwa hijrah disebutkan dalam Al-Qur'an, antara lain:
"Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya." (QS. Al-Anfal: 30)
Pada hari ketiga, ketika situasi agak aman, orang yang disewa untuk menjaga unta Abu Bakar datang membawakan unta untuk menjadi kendaraan. Juga Asma', putri Abu Bakar datang membawakan makanan. Karena ketika mereka akan berangkat tak ada sesuatu yang dapat dipakai menggantungkan makanan dan minuman pada pelana barang, Asma' merobek ikat pinggangnya. Satu bagian dipakai untuk menggantungkan makanan dan bagian lainnya diikatkan. Karena itu ia lalu diberi nama "zatunnitaqain"(yang bersabuk dua). Setiap orang mengendarai untanya masing-masing. Karena mereka mengetahui pihak Quraisy sangat gigih dan hati-hati sekali membuntuti, maka dalam perjalanan ke Yasrib itu mereka mengambil jalan yang tidak biasa ditempuh orang. Sedangkan penunjuk jalannya adalah Abdullah bin Uraiqit dari Bani Du'il. Sebenarnya sudah ada orang yang datang kepada kaum kafir Quraisy membawa berita bahwa ia melihat serombongan kendaraan unta terdiri dari tiga orang lewat. Waktu itu Suraqah bin Malik bin Ju'syum hadir. "Ah, mereka itu keluarga si anu," katanya dengan maksud mengelabui orang itu karena dia sendiri ingin memperoleh hadiah 100 ekor unta.
Kemudian Suraqah menyusul Nabi saw. dengan semangat. Sebelum berhasil, kuda Suraqah sudah dua kali tersungkur karena terlampau dipaksa berjalan cepat. Setelah Suraqah melihat bahwa ia sudah hampir berhasil dan menyusul unta rombongan Nabi saw., dia lupa kudanya yang sudah dua kali tersungkur. Kuda itu tersungkur sekali lagi dengan keras sekali. sehingga penunggangnya (Suraqah) terpelanting dari punggung binatang itu dan jatuh dengan senjatanya. Lalu diramalkan oleh Suraqah bahwa itu bertanda alamat buruk dan dia percaya bahwa sang dewa telah melarangnya mengejar sasarannya itu dan dia akan berada dalam bahaya besar apabila sampai keempat kalinya ia terus berusaha juga. Sampai di situ ia berhenti dan hanya memanggil-manggil: "Saya Suraqah bin Ju'syum! Tunggulah, saya mau bicara. Demi Allah, tuan-tuan jangan menyangsikan saya. Saya tidak akan melakukan sesuatu yang akan merugikan tuan-tuan." Demikianlah riwayat perjalanan hijrah Nabi Muhammad saw. ke Madinah.
Materi Berikutnya >> NEXT
Menu Utama Klik >> DAFTAR ISI
0 Response to "Faktor-faktor Hijrah Nabi Muhammad ﷺ ke Madinah"
Posting Komentar