Pendekatan Dakwah Wali Songo
Kesuksesan walisongo dalam menyebarkan ajaran Islam bukan serta merta sukses tanpa proses panjang dan perencanaan besar dalam kerangka filosofis. Peleburan diri mereka dengan budaya dan karakter masyarakat Jawa adalah implementasi kongkritnya. Berdasarkan penjelasan di atas, sejarah mencatat bahwa metode dakwah islamisasi walisongo melalui beberapa pendekatan, yaitu:
1. Pendidikan
Para wali, pada mulanya mendirikan tempat ibadah/masjid. Masjid waktu itu bukan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah semata, tetapi juga sebagai tempat pendidikan agama Islam atau pesantren. Di dalamnya, dengan dipimpin para wali telah banyak berbagai persoalan masyarakat dapat dipecahkan sesuai ajaran Islam. Tidak hanya itu, masyarakat kecil yang buta aksara juga dapat menyentuh dunia pendidikan, mengingat pada saat itu pendidikan hanya dapat dinikmati oleh para keluarga kerajaan. Sunan Ampel misalnya, sangat fokus melakukan dakwah melalui pendidikan dengan membangun pesantren sebagai tempat belajar. Pesantren yang terletak di Ampel Denta tersebut telah melahirkan wali-wali baru yang kemudian oleh sunan Ampel dikirim ke daerah lain untuk menyebarkan agama Islam dan menjadi cikal-bakal pesantrenpesantren di tanah Jawa.
2. Seni dan Budaya
Seni sebagai alat hiburan menjadi sarana yang tidak kalah efektifnya bagi keberlangsungan dakwah walisongo. Bahkan melalui kesenian syariat Islam dapat tersampaikan dengan menawan dan lebih membumi di tengah masyarakat. Hal ini pula sesuai dengan kondisi budaya masyarakat pada saat itu. Para wali melakukan peleburan ajaran Islam dengan karakter budaya setempat, dimana pada saat itu masih mengenal ajaran Hindu-Budha. Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang misalnya memperkenalkan Islam kepada masyarakat melalui gubahan tembang dan permainan musik. Metode dakwah yang kreatif ini menjadikan ajaran Islam semakin realistis di tengah masyarakat awam pada saat itu.
3. Sosial
Penanaman sikap tolong-menolong dan solidaritas sosial juga tidak luput dari perhatian para wali. Sikap fleksibel dan santun terhadap semua kalangan telah membuka jalan jalinan persaudaran di tengah masyarakat. Sunan Giri misalnya menerapkan sikap sosial ini. Dia membantu masyarakat yang tengah dilanda musibah dengan memberikan barang dagangannya.
4. Ekonomi
Para wali datang ke tanah Jawa dan mendiami pesisir pantai utara pulau Jawa dengan aktifitas utama berdagang. Mereka dikenal sebagai pedagang-pedagang yang tangguh, ulet, jujur, dan murah hati dengan jangkauan antar pulau. Melalui aktivitas perdagangan dan ekonomi inilah, para wali berhasil meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup rakyat, sehingga rakyat merasa simpati.
5. Politik
Politik adalah salah satu metode dakwah yang efektif, karena agama raja adalah agama rakyat. Ketika seorang raja telah menjadi seorang muslim, maka rakyatnya pun akan senantiasa mengikuti keyakinan rajanya, karena segala tindak-tanduk raja akan diikuti oleh rakyat. Sebelum melangkah lebih jauh para wali terlebih dahulu mendekati keluarga kerajaan. Hal ini dilakukan agar syariat Islam lebih leluasa disampaikan menggunakan kekuasaan. Seperti Sunan Gunung Jati yang menikah dengan putri Cakra Buana Nyi Pakung Wati. Maka setelah Sunan Gunung Jati menikah, dakwah Islam dilakukannya melalui diplomasi dengan kerajaan lain.
0 Response to "Pendekatan Dakwah Wali Songo"
Posting Komentar